“Pergaulan Remaja yang Baik yang Dianjurkan Dalam Islam“
Oleh : XII AGAMA
Berbicara tentang remaja remaja adalah masa manusia yang membicarakan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini sering terjadi ketidakstabilan emosi yang tidak sehat. Emosi yang tidak terkendali ini pula mampu membuat mereka berkeinginan untuk sesuatu meskipun hal tersebut tidak semestinya untuk dilakukan. Mereka tidak lagi memperdulikan batasan yang sudah ditetapkan oleh agama, lingkungan sosial, maupun hukum yang berlaku.
Perubahan fisik adalah karakteristik utama remaja. Pra remaja akan mengalami lonjakan pertumbuhan, perubahan struktur kerangka, perkembangan otot dan otak, serta perkembangan seksual dan hormonal. Masa remaja merupakan periode yang berlangsung dari sekitar usia 11 hingga 21 tahun, mencakup banyak perubahan sosial dan emosional. Transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa ini mengarah pada perilaku yang berubah dengan cepat, gangguan identitas dan emosi yang kuat, meskipun karakteristik ini dapat membuat frustasi atau membingungkan para orang tua, mereka secara perkembangan normal dan merupakan bagian alami dari pertumbuhan remaja. Remaja mengalami perubahan fisik, sosial, serta pribadi dan emosional, proses kognitif juga akan mulai berbeda.
Etika Islam merupakan ilmu yang mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku buruk, sesuai dengan ajaran Islam yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadis. Dalam surat An-Nisa ayat 36, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman sebagai berikut:
وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرًا
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,”(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 36)
Selain itu, hadis juga menyebutkan tentang pentingnya hubungan dengan sesama manusia. Dari Anas bin Malik dia berkata; “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berjumpa dengan seseorang dan beliau mengajaknya bicara, maka beliau tidak memalingkan mukanya dari orang tersebut sehingga orang itu sendiri yang berpaling, dan apabila menjabatnya, beliau tidak melepas tangannya sehingga ia sendiri yang melepaskannya, beliau juga tidak pernah terlihat mendahului teman duduknya dengan kedua lututnya.”
Demikian, di antara dalil yang menyebutkan tentang pentingnya menjaga hubungan antar sesama baik terhadap keluarga, memilih teman baik, atau dalam hal bertetangga. Berbicara pergaulan antar remaja seorang muslim juga perlu memperhatikan beberapa adab dan layak untuk diterapkan sesuai dengan ajaran Islam. Maka beberapa akhlak mulia ditetapkan demi pergaulan menuju arah yang positif.
Muhammad awamah dalam Adab Al-Ikhtilaf fi Masail Al-Ilmi wa addin menjelaskan adab mencakup segala keutamaan serta akhlak mulia. Dalam buku yang sama Abu Zaid Al-Anshari menyebutkan, adab lahir dari apa yang dikerjakan secara berulang. Dengan adab manusia bisa mendapatkan keutamaan. Makna adab dan juga keutamaannya dijelaskan dalam sebuah hadis yaitu:
قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم لأنْ يُؤَدِّبَ الرجلُ وَلَدَه خيرٌ من أن يتصدق بصاع أخرجه الترمذي
Artinya, “Dari sahabat Jabir bin Samurah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Pengajaran seseorang pada anaknya lebih baik dari (ibadah/pahala) sedekah satu sha,’” (HR At-Tirmidzi)
Pada riwayat At-Tirmidzi ini, Rasulullah saw menyebutkan keutamaan pahala pengajaran orang tua terhadap anaknya perihal norma-norma yang mesti diinternalisasi oleh anaknya. Rasulullah menyebutkan satu pelajaran adab yang diberikan kepada anaknya lebih baik daripada ibadah sedekah makanan pokok seberat 1 sha atau setara 2,7 kilogram gandum.
Salah satu adab yang diajarkan dalam Islam adalah adab atau etika pergaulan. Berikut ini etika pergaulan sehari-hari sesuai ajaran Islam yang harus diterapkan di kehidupan yaitu sebagai berikut:
Etika terhadap kedua orang tua:
Sumber: Umma.id-Shohabiyah
Patuh pada orangtua dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat terhadap orangtua.
Berbuat baik pada orangtua, baik melalui perkataan atau perbuatan.
Tunduk di hadapan orangtua; dengan berendah diri dan tawadhu’.
Memberikan perhatian penuh pada orangtua.
Senang dan berlapang dada saat diperintah orangtua, dan tidak berkata ‘ah!’ sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah!’ dan janganlah kamu membentak mereka.” (QS. Al-Isra [17]: ayat 23)
Etika terhadap sesama manusia:
Sebagaimana telah dijelaskan di dalam hadis riwayat Imam Bukhari Muslim, Nabi Muhammad SAW. bersabda;
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
“Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu:Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin.” (Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 1164)
Etika terhadap sesama teman:
Sumber: brilio.id
Bergaul dengan perilaku yang baik dan menyenangkan.
Berteman dengan orang yang baik perilakunya karena Allah swt.
Menyebarkan kedamaian dengan mengucapkan salam secara benar.
Saling menyapa atau menegur saat bertemu.
Meminta maaf dan memberi maaf jika ada kesalahan.
Berwajah ramah dengan memberi senyum, serta salinglah tolong menolong.

Posting Komentar