PENERAPAN MODERAT ISLAM DAN IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA
Oleh : XI IPS 1
Penguatan moderasi beragama menjadi salah satu indikator utama sebagai upaya membangun kebudayaan dan karakter bangsa. Moderasi beragama juga menjadi salah satu prioritas di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Kementerian Agama. Dalam konteks ke Indonesiaan, moderasi beragama dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan untuk merawat Indonesia yang damai, toleran dan menghargai keragamaan. Moderasi Beragama adalah cara hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada. Dengan penguatan moderasi beragama diharapkan agar umat beragama dapat memposisikan diri secara tepat dalam masyarakat multireligius sehingga terjadi harmonisasi sosial dan keseimbangan kehidupan sosial. (Bappenas, 2020, h. 120).
Kondisi kehidupan keagamaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam pemelukan agama, yang selanjutnya membangun pengelompokan masyarakat berdasarkan pemeluk agama itu. Kondisi kehidupan keagamaan di Indonesia juga ditandai oleh berbagai faktor sosial dan budaya, seperti perbedaan tingkat pendidikan para pemeluk agama, perbedaan tingkat sosial ekonomi para pemeluk agama, perbedaan latar belakang budaya, serta perbedaan suku dan daerah asal. Oleh karena itu, moderasi beragama dapat dijadikan jalan tengah di tengah keberagaman beragama.
Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbanyak di dunia dan menjadi sorotan penting. Indonesia menjadi target utama dalam hal moderasi Islam. Moderasi adalah prinsip dasar Islam. Islam moderat merupakan pemahaman keagamaan yang relevan dalam konteks keberagaman dalam segala aspek, baik agama, adat, suku, maupun bangsa itu sendiri.
APA ITU ISLAM MODERAT ?
Islam moderat adalah satu karakter keIslaman yang menekankan pada pemikiran dan sikap keagamaan yang nir kekerasan dan ekstremisme.
Ciri-ciri islam moderat yaitu:
Memiliki keimanan yang benar dan mampu melaksanakan rukun Islam
Menjunjung tinggi akhlak mulia, identitas dan integritas sebagai seorang muslim
Mengutamakan perbaikan dan kemajuan demi kemaslahatan umum
Mengambil jalan tengah dengan tidak melebih-lebihkan
Konsep Islam moderat bukan berarti sikap yang tidak berpihak kepada kebenaran serta tidak memiliki tekad untuk menentukan mana yang haq dan bathil. Muslim moderat juga bukan orang munafik yang selalu cari aman, “plin-plan” dan memilih-milih ajaran Islam sesuai dengan kepentingannya. Muslim moderat berkeyakinan bahwa totalitas Islam merupakan agama yang selalu modern, tidak bermusuhan dengan dinamika dunia dan umat beragama lainnya
BAGAIMANA STRATEGI IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA?
Secara umum, implementasi moderasi beragama ditempuh dalam 3 (tiga) strategi sebagai berikut :
Menyisipkan (insersi) muatan moderasi dalam setiap materi yang releva. Sebenarnya, sebagian materi pelajaran atau mata kuliah sudah mengandung muatan moderasi beragama. Substansi moderasi sudah terdapat di dalam kurikulum pembelajaran dalam semua jenjang dan jenis pendidikan Islam di lingkungan Kementerian Agama. Sementara implementasinya lebih ditekankan pada aspek bagaimana substansi tersebut dikaitkan dengan spirit moderasi beragama dan dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Mengoptimalkan pendekaatan-pendekatan pembelajaran yang dapat melahirkan cara berfikir kritis, bersikap menghargai perbedaan, menghargai pendapat orang lain, toleran, demokratis, berani menyampaikan gagasan, sportif dan bertanggung jawab. Pendekatan implementasi moderasi beragama jenis ini dilakukan pada saat mentransformasikan pengetahuannya kepada peserta didiknya di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, menggunakan metode diskusi atau perdebatan (active debate) untuk menumbuhkan cara berpikir kritis, sportif, menghargai pendapat orang lain dan berani menyampaikan pendapat secara rasional; menggunakan metode every one is a teacher here untuk menumbuhkan sikap keberanian dan tanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya; menggunakan metode jigsaw learning untuk melatih sikap amanah tanggung jawab dan sportif; dan lain sebagainya.
Menyelenggarakan program, pendidikan, pelatihan dan pembekalan tertentu dengan tema khusus tentang moderasi beragama. Dapat juga dilakukan dengan menyelenggarakan mata pelajaran atau materi khusus tentang moderasi beragama. Namun, yang terakhir tersebut dapat menambah beban belajar bagi para siswa atau mahasiswa, sehingga dikhawatirkan akan menambah lama waktu penyelesaian studinya. Dengan kondisi tersebut, moderasi beragama memang sebaiknya bukan mata pelajaran tersendiri, akan tetapi terkandung secara substantif di dalam setiap mata pelajaran. Sebagian dari muatan moderasi beragama justru merupakan hidden agenda, atau ditanamkan secara halus tanpa harus menggunakan istilah “moderasi beragama”.
Menjangkau aspek evaluasi. Para pendidik melakukan pengamatan secara simultan untuk mengevaluasi pencapaian proses pembelajaran yang telah dilakukannya dengan metode-metode yang dapat menumbuhkan sikap moderat, misalkan berdialog secara aktif dan merespon perkataan serta tindakan mereka. Dengan langkah tersebut para pendidik dapat mengukur sejauh mana pemahaman dan pengamalan peserta didik terhadap moderasi beragama.
Moderasi beragama mengajarkan bagaimana cara pandang kita dalam kehidupan beragama yang baik dan benar. Moderasi beragama pun memberitahu kita sebagai seorang muslim untuk bertoleransi antar sesama umat beragama, antar ras, suku, agama, juga mengajarkan bagaimana cara kita berpikir dinamis dan inovatif. Dalam menghadapi kemajemukan dan keberagaman masyarakat, senjata yang paling ampuh untuk mengatur agar tidak terjadi bentrokan dan radikalisme, adalah melalui pendidikan Islam yang moderat dan inklusif. Selain itu ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi segenap alam semesta. Islam Wasathiyah atau yang berarti “Islam Tengah” adalah suatu yang menjadi terwujudnya umat terbaik (khairu ummah). Allah SWT menjadikan umat Islam pertengahan (wasath) dalam segala urusan agama, seperti dalam hal kenabian, syariat dan lainnya.
Konsep tersebut diharapkan mampu untuk diterapkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Sehingga dengan konsep moderasi ini akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, sehingga tidak ada diskriminasi dalam keberagaman dan menimbulkan rasa aman dan nyaman.
Posting Komentar