Pelaksanaan Adab Sopan Santun Siswa Terhadap Guru
Oleh : XI IPS 5
Sumber: kaskus.co.id
Gambar 1.1 Contoh sikap sopan terhadap guru.
Pendidikan seorang anak yang paling pertama dan utama adalah sikap sopan santun. Sikap ini terbentuk sedari dini berkat didikan lingkungan sekitar anak dan orang tua. Namun sayangnya, saat ini pendidikan mengenai sopan santun anak sangatlah kurang. Padahal nantinya, sopan santun akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, sopan santun yang terbentuk dalam diri, juga akan membantu anak dalam mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Hal-hal mendasar tentang adab sopan santun haruslah diberikan oleh orang tua. Berterima kasih, meminta maaf, dan meminta tolong, merupakah tiga hal mendasar yang wajib di tanamkan dalam diri setiap insan. Mengapa? Karena hal tersebut merupakan kunci utama dari adanya sikap sopan dan santun. Khususnya jika seorang anak berada di luar lingkungannya.
Adab sopan dan santun kepada guru adalah sifat terpuji yang harus ditanamkan pada setiap siswa. Seorang guru mengemban tugas yang mulia, yaitu mendidik para siswa untuk menjadi lebih baik, sehingga kita sebagai murid wajib menghormati dan patuh kepada mereka. Guru merupakan orang yang mendidik dan mengajari berbagai ilmu pengetahuan. Tidak hanya ilmu tentang pendidikan formal saja, tetapi juga tentang ilmu kehidupan. Sehingga kita bisa menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Tidak peduli tingginya pangkat seseorang, mereka tetap berutang budi kepada guru yang telah mendidiknya.
Islam mengajarkan kita untuk berbakti kepada guru. Guru mengajar siswanya untuk beriman, bertakwa, memahami baik dan buruk serta bertanggung jawab di samping mengajarkan ilmu pengetahuan.
Seorang Filusuf Muslim, Imam al-Ghazali, dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 431) menjelaskan tentang adab terhadap guru sebagai berikut:
آداب المتعلم مع العالم: يبدؤه بالسلام ، ويقل بين يديه الكلام ، ويقوم له إذا قام ، ولا يقول له : قال فلان خلاف ما قلت ، ولا يسأل جليسه في مجلسه ، ولا يبتسم عند مخاطبته ، ولا يشير عليه بخلاف رأيه ، ولا يأخذ بثوبه إذا قام ، ولا يستفهمه عن مسألة في طريقه حتى يبلغ إلى منزله، ولا يكثر عليه عند ملله.
Artinya: “Adab murid terhadap guru, yakni: mendahului beruluk salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru, tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.”
Dari pendapat tersebut, dijabarkan menjadi sepuluh hal sebagai berikut:
Memberikan salam terlebih dahulu. Seorang murid hendaknya memberikan salam terlebih dahulu terhadap guru. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim bahwa yang kecil memberi salam kepada yang besar.
Tidak banyak berbicara di depan guru. Banyak berbicara bisa berarti merasa lebih tahu dari pada orang-orang di sekitarnya. Apa bila hal ini dilakukan di depan guru, maka bisa menimbulkan kesan seolah-seolah murid lebih tahu dari pada gurunya. Hal ini tidak baik dilakukan kecuali atas perintah guru.
Ikut berdiri ketika guru berdiri. Bila guru berdiri, murid sebaiknya lekas berdiri juga. Hal ini tidak hanya penting kalau-kalau guru memerlukan bantuan, misalnya uluran tangan agar segera bisa tegak berdiri, tetapi juga merupakan sopan santun yang terpuji. Demikian pula jika guru duduk sebaiknya murid juga duduk.
Ketika guru memberikan suatu penjelasan yang berbeda dengan apa yang pernah dijelaskan oleh orang lain, sebaiknya murid tidak langsung menyangkal penjelasan guru. Namun, murid meminta izin terlebih dahulu untuk menyampaikan pendapat orang lain yang berbeda. Jika guru berkenan, murid boleh menyampaikan hal itu.
Ketika ada hal yang kurang jelas dari apa yang dijelaskan oleh guru, sebaiknya murid bertanya langsung kepada guru ketimbang bertanya kepada teman. Hal ini dikarenakan perilaku tersebut bisa membuat perasaan guru kurang nyaman.
Tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Guru tidak sama dengan teman, dan oleh karenanya tidak bisa disetarakan dengan teman. Seorang murid harus memosisikan guru lebih tinggi dari teman sendiri. Dan sebaliknya, ketika berbicara dengan guru, murid juga tidak boleh sambil tertawa atau tersenyum yang berlebihan.
Ketika memiliki pendapat yang berbeda dengan guru, baiknya seorang murid tidak langsung mengatakan perbedaan pendapatnya. Kita bisa meminta pendapat terhadap guru terkait perbedaan pendapatnya tadi.
Ketika membantu guru untuk berdiri, hendaknya murid tidak menarik baju sang guru. Tetapi, dianjurkan untuk menawarkan bahunya untuk membantu guru bangun.
Ketika ingin menanyakan suatu hal kepada guru khususnya masalah pribadi guru, hendaknya menunggu hingga tiba di rumah guru. Dalam hal ini, ketika murid dan guru pergi bersama menggunakan angkutan umum.
Tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah. Dalam keadaan guru sedang lelah, seorang murid hendaknya tidak mengajukan banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban pelik, misalnya. Dalam hal ini dikhawatirkan guru kurang berkenan menjawabnya sebab memang sedang lelah sehingga membutuhkan istirahat untuk memulihkan stamina.
Jika diringkas, maka pada intinya adalah seorang murid hendaknya berlaku hormat kepada guru baik dengan sikap-sikap tertentu maupun dengan pandai-pandai menjaga lisan. Kita hendaknya tahu kapan dan bagaimana sebaiknya kita berbicara kepada guru termasuk ketika hendak mengajukan pertanyaan.

إرسال تعليق